Kinerja Igor Tudor di Juventus Dinilai Tak Lebih Baik dari Thiago Motta

Juventus kembali menuai hasil negatif di bawah kepemimpinan Igor Tudor, dengan statistik awal musim yang menunjukkan performa lebih buruk dibandingkan era Thiago Motta. Kekalahan dari Como menjadi titik kritis dalam evaluasi kinerja pelatih asal Kroasia tersebut.

 

Kekalahan Juventus dari Como dengan skor 0-2 pada Minggu (19/10/2025) tidak hanya memperpanjang tren tanpa kemenangan klub asal Turin itu, tetapi juga memperburuk catatan pelatih Igor Tudor. Dalam tujuh pertandingan awal Serie A musim ini, Juventus hanya mampu mengumpulkan 12 poin, turun satu angka dibandingkan capaian 13 poin yang diraih oleh Thiago Motta pada periode yang sama musim lalu.

Lebih jauh, Juventus kini tercatat telah menjalani enam laga beruntun tanpa kemenangan, termasuk hasil imbang melawan Hellas Verona, Atalanta, dan AC Milan di kompetisi domestik, serta Borussia Dortmund dan Villarreal di Liga Champions. Kemenangan terakhir mereka terjadi pada 13 September 2025 saat menundukkan Inter Milan dengan skor 4-3.

Perbandingan Statistik Tudor dan Motta

Menurut laporan Corriere dello Sport, performa Tudor sejauh ini belum mampu melampaui pencapaian Motta. Selain unggul dalam perolehan poin, Motta juga berhasil membawa Juventus meraih kemenangan dalam dua laga awal Liga Champions musim lalu, meski akhirnya tidak menyelesaikan musim penuh bersama klub.

Sementara itu, Tudor menghadapi tantangan berat dalam dua pertandingan mendatang: bertandang ke markas Real Madrid di Liga Champions dan menghadapi Lazio di Serie A. Dua laga ini disebut-sebut sebagai penentu masa depan Tudor di Turin, mengingat tekanan yang semakin meningkat dari manajemen dan pendukung klub.

Rekam Jejak Igor Tudor

Igor Tudor bukanlah sosok asing dalam dunia kepelatihan. Ia telah menangani sembilan tim berbeda sepanjang kariernya, termasuk dua periode bersama Hajduk Split dan Udinese. Namun, hanya satu kali ia mampu bertahan lebih dari satu tahun, yakni saat periode pertama di Hajduk Split dari April 2013 hingga Februari 2015.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas dan efektivitas pendekatan taktik Tudor di Juventus. Dengan skuad yang dihuni pemain-pemain muda seperti Kenan Yildiz, serta tekanan untuk bersaing di papan atas Serie A dan Liga Champions, ekspektasi terhadap pelatih sangat tinggi.

Dampak Kekalahan dan Posisi Klasemen

Kekalahan dari Como membuat Juventus turun ke peringkat tujuh klasemen sementara Serie A, dengan total 12 poin dari tujuh pertandingan. Posisi ini jauh dari harapan klub yang secara historis selalu menjadi penantang gelar. Ketidakmampuan tim untuk mencetak gol dan membongkar pertahanan lawan, seperti yang diakui Tudor usai laga melawan Como, menjadi sorotan utama dalam evaluasi performa tim.

Tantangan ke Depan

Dengan jadwal padat dan lawan berat di depan mata, Juventus harus segera menemukan solusi untuk keluar dari krisis performa. Tudor dituntut untuk memperbaiki struktur permainan, meningkatkan efektivitas serangan, dan mengembalikan kepercayaan diri para pemain. Jika gagal, bukan tidak mungkin Juventus akan kembali melakukan pergantian pelatih di tengah musim.

Situasi ini menjadi ujian besar bagi manajemen klub dalam menentukan arah kebijakan jangka pendek dan panjang. Apakah mereka akan memberikan waktu lebih bagi Tudor untuk membuktikan kapasitasnya, atau mengambil langkah cepat demi menyelamatkan musim?

 

Artikel ini disusun berdasarkan laporan asli dari DetikSport dan Corriere dello Sport, dengan tetap mempertahankan akurasi dan integritas informasi sesuai kaidah jurnalistik profesional.

Sumber: sport.detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *